Solusi Mengatasi Kerontokan Rambut Pasca Kemoterapi
A. Yoga - CancerHelps
Kemoterapi menggunakan obat anti-kanker untuk menghancurkan sel kanker. Obat ini bekerja dengan menyerang sel kanker dan menghambat pertumbuhannya. Akan tetapi, sayangnya obat ini juga berakibat buruk terhadap sel tubuh lainnya yang tidak terjangkit kanker seperti rambut, tidak hanya rambut pada kulit kepala, namun juga seluruh tubuh seperti bulu mata, ketiak, dan pada alat vital. Jadi, tidak jarang jika para pasien kemoterapi juga harus menderita kerontokan rumbut yang lazim disebut alopecia.
Kabar baiknya adalah, kerontokan rambut karena kemoterapi tidak berlangsung selamanya. Kondisi ini hanya akan mempengaruhi pasien selama masa pengobatan masih berlangsung. Dalam jangka waktu sekitar 3-10 bulan setelah kemoterapi selesai, kerontokan rambut akan berhenti dan rambut akan tumbuh kembali. Walaupun begitu, ada kemungkinan bahwa rambut pasien akan tumbuh berbeda, tidak sama dengan keadaan sebelumnya dalam hal bentuk dan juga teksturnya.
Kerontokan rambut menjadi salah satu penyebab dimana tingkat stress para penderita kanker yang menjalani kemoterapi semakin memburuk. Dr. Hope Rugo dari University of California, San Francisco menyayangkan ketidakpedulian dunia medis terhadap permasalahan ini. Ada banyak pasien kanker yang ditanganinya menunda untuk menjalani tahap pengobatan penting pada kemoterapi karena takut dengan risiko kerontokan rambut. Bahkan, ia sendiri pun pernah mendapatkan curahan hati pasiennya yang gagal dalam bisnis karena rekan bisnisnya tidak mau melanjutkan kerja sama setelah melihat bahwa ia sedang mengidap kanker yang terlihat dari rambutnya yang menipis dan botak secara tidak wajar.
Kanker menjadi sebuah penyakit yang ingin ditutupi dari khalayak ramai, namun tiba-tiba bisa saja muncul ke permukaan dan diketahui semua orang karena adanya bukti fisik yang terlihat nyata dari kerontokan rambut. Keadaan seperti ini dapat melemahkan mental para pasien kemoterapi, bukan hanya karena buruknya penampilan, namun lebih kepada tingkat privasi yang gagal untuk dijaga.
Untuk mengatasi kerontokan rambut pada saat kemoterapi, para peneliti telah menciptakan beberapa penemuan untuk mengatasi kerontokan rambut. Beberapa cara yang banyak ditempuh adalah penggunaan radiotherapy (menggunakan sinar radiasi) dan minoxidil (obat anti-kerontokan rambut). Namun terobosan paling baru yang telah banyak digunakan di Eropa dan Kanada adalah dengan cryotherapy atau sering juga disebut calp hypothermia. Pasien akan mengenakan sebuah cap (topi yang menutup permukaan kulit kepala/scalp secara menyeluruh).
Para peneliti menemukan bahwa kulit kepala yang tertutup dalam sebuah suhu yang sangat dingin (hampir mencapai titik beku) dapat mencegah kerontokan rambut pada saat kemoterapi. Kondisi suhu udara yang dingin dapat mencegah aliran darah menuju kulit kepala yang membuat obat anti-kanker dari kemoterapi kesulitan mencapai sel-sel rambut pada kulit kepala yang dapat merusak kumpulan sel tersebut dan pada akhirnya mencegah kerontokan rambut.
Efektivitas cryotherapy hair cap telah dibuktikan oleh pro-snowboarder Megan Pischke yang didiagnosa mengidap kanker payudara pada tahun 2012. Megan menjalani 16 kali terapi kemoterapi namun tidak kehilangan sehelai rambut pun di kepalanya. Megan harus mengganti hair cap-nya setiap setengah jam sekali dengan temperatur -320C yang ditempatkan di sebuah ice box atau freezer khusus. Walaupun efektif, namun biaya yang harus ia keluarkan memang cukup mahal yaitu sekitar $4.000.
Source
http://www.mayoclinic.com/health/hair-loss/CA00037
http://www.macmillan.org.uk/Cancerinformation/Livingwithandaftercancer/Symptomssideeffects/Hairloss/Cancertreatmentshairloss.aspx
http://www.foxnews.com/health/2013/07/22/cold-caps-tested-to-prevent-hair-loss-during-chemo/
http://www.ctvnews.ca/health/can-cold-cap-therapy-help-prevent-chemo-linked-hair-loss-1.1408630
|
|