Yang dimaksud dengan pra-kanker servik (Displasia Servik) adalah ketika hasil test Pap Smear menunjukkan adanya sel-sel abnormal pada permukaan leher rahim (servik) di bawah mikroskop.
Walaupun memerlukan waktu lebih dari 10 tahun sebelum berubah menjadi kanker servik, hal ini perlu diwaspadai. Karena bila displasia servik ditangani secara dini, dapat mencegah terjadinya kanker servik di kemudian hari.
Kondisi pra-kanker servik (displasia servik) ini digambarkan dengan menggunakan istilah Squamous Intraepithelial Lesion (SIL), yang biasanya dinilai sebagai berikut:
* Low-grade (LSIL)
* High-grade (HSIL)
* Mungkin kanker (ganas)
Bila hasil test Pap Smear kurang baik, biasanya dokter akan menyarankan dilakukannya tes HPV DNA ataupun biopsy untuk melihat tanda-tanda kanker servik. Displasia yang terlihat pada biopsi leher rahim menggunakan istilah cervical Intraepithelial neoplacia(CIN), dan dikelompokkan menjadi tiga kategori:
* CIN I - displasia ringan
* CIN II - moderat hingga displasia ditandai (marked displacia)
* CIN III - displasia berat hingga pra-kanker servik
Penyebab Pra-Kanker Servik
Sebagian besar kasus displasia servik terjadi pada wanita usia 25 - 35, meskipun dapat berkembang pada usia berapa pun. Hampir semua kasus displasia servik atau kanker servik disebabkan oleh virus HPV yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Hal-hal yang dapat meningkatkan resiko terjadinya displasia servik:
- wanita yang aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun
- melahirkan sebelum usia 16 tahun
- memiliki banyak pasangan seksual
- menggunakan obat-obat yang menekan daya tahan tubuh (immunosuppressant)
- merokok
Pengobatan Pra-Kanker Servik
Tanpa pengobatan, 30 - 50% kasus displasia servik parah dapat menjadi kanker servik invasif. Resiko kanker servik lebih rendah untuk displasia ringan. Pengobatan tergantung pada tingkat displasia.
Displasia servik ringan (LSIL atau CIN I) mungkin akan hilang dengan sendirinya. Anda hanya perlu mengulang test Pap smear setiap 3 - 6 bulan. Jika berulang selama 2 tahun, pengobatan biasanya dianjurkan.
Pengobatan untuk displasia servik sedang sampai parah atau displasia servik ringan yang berulang bisa meliputi:
* Cryosurgery
* Electrocauterization
* Penguapan laser untuk menghancurkan jaringan abnormal
* LEEP prosedur menggunakan electrocauter untuk mengangkat jaringan abnormal
* Operasi untuk mengangkat jaringan abnormal (cone biopsy)
Amat jarang, histerektomi (operasi pengangkatan rahim) dilakukan. Wanita dengan displasia servik harus konsisten melakukan follow-up, biasanya setiap 3 sampai 6 bulan sesuai rekomendasi dokter.
Pencegahan Pra-Kanker Servik
Vaksinasi HPV dapat dipertimbangkan untuk mencegah terjadinya pra-kanker servik. Gadis yang menerima vaksinasi HPV sebelum mereka menjadi aktif secara seksual dapat menurunkan resiko mereka terkena kanker servik sebesar 70%.
Selain itu, untuk mencegah terjadinya kanker servik, sebaiknya:
* Jangan merokok
* Lakukan praktek monogami
* Gunakan kondom selama hubungan seksual
* Tidak melakukan hubungan seksual, hingga setidaknya berusia 18 tahun atau lebih
Typhonium Plus a natural supplement from Typhonium flagelliforme. Secara traditional digunakan pada penderita kanker / tumor
dan membantu memelihara daya tahan tubuh.